Stok kayu akasia sering terkena wood stain, warna kayu berubah dari warna normal menjadi warna lain atau stain (noda), kayu yang demikian dianggap telah mengalami kemunduran kualitas, maka dibutuhkan pengawet kayu akasia agar performa kayu tinggi.
Kayu akasia dikenal kayu khas tropis yang memiliki nilai komersial cukup bagus di pasaran. Jika dilihat sekilas, warna pada permukaan kayu akasia ini sangat mirip sekali dengan kayu jati, bahkan kemiripannya bisa dikatakan 80% mirip. Tetapi kalau bicara soal tingkat kekuatan dan keawetan, jelas sekali, kayu akasia masih di bawah kayu jati. Akan tetapi karena semakin sulitnya mendapatkan kayu jati dan juga semakin mahalnya harga kayu jati, maka penggunaan kayu alternatif mulai dipertimbangkan oleh para pengrajin mebel.
Kayu akasia masuk dalam radar pertimbangan para pengrajin mebel karena kemiripan warna antara keduanya. Memang, kalau dilihat dari sisi warna antara keduanya, tidaklah jauh beda alias sangat mirip. Karena kemiripan itulah kayu akasia ini banyak dipakai untuk menyiasati sulitnya mendapatkan kayu jati. Dan pertimbangan lainnya adalah soal harga, harga pasaran kayu akasia juga jauh lebih murah dibanding kayu jati sehingga para perajin mebel bisa lebih menghemat biaya produksi. Untuk meningkatkan kualitas mebel kayu akasia, perlu pengawetan anti jamur sebelum kontruksi agar kenampakan kayu tetap bagus.
Jika pemilik rumah industri resah karena juga akan berdampak pada kemunduran omset, maka penting juga mengetahui asal-usul dan bahan apa yang cocok menghadapi wood stain ini. Beberapa jenis kayu Indonesia yang umum dipakai rakyat sangat mudah terserang stain seperti pinus, albizia, ramin, cempaka, damar, cemara, meranti, karet, jelutung, termasuk akasia. Perubahan warna sangat mencolok terjadi di atas warna terang kayu aslinya. Penanggulangan terhadap perusak warna menjadi berkembang, sehingga kerusakan warna mewah kayu akasia dapat dikendalikan, walaupun selama ini belum dapat dicegah secara baik.
Melalui riset yang mendalam mengenai pengaruh jamur pewarna kayu ini terhadap kayu akasia, terdapat teknik terbaik, yakni dengan bahan pengawet berkualitas tinggi. Kini telah ditemukan pengawet kayu akasia yang diformulasikan dalam bentuk BioCide Wood Fungicide berbahan aktif Methylene Bis Tiosianate dan 2-thiocyanomethyl thiobenzothiazole (MBT/TCMBT), yang mencegah pertumbuhan jamur pewarna kayu akasia dan menghasilkan kayu lebih tahan lama.
Apa Kata Peneliti Tentang Wood Stain?
Seperti yang telah diteliti secara intensif oleh banyak peneliti seperti Chapman dan Scheffer (Effect of blue stain on specific gravity and strength of Southern Pine. Jour. Agri. Res. 61: 125-134, tahun 1940) menyatakan bahwa blue stain berpengaruh tidak nyata terhadap kekuatan tekan dan lengkung kayu, tetapi terhadap beban tiba-tiba (toughness) mungkin sangat berpengaruh. Mereka menemukan bahwa toughness dari kayu yang terserang hebat oleh blue stain berkurang sebesar 30 persen dari kayu yang sehat.
Tentu saja pengaruh ini tidak bisa diabaikan begitu saja. BioCide Wood Fungicide adalah respon dari pengaruh jamur permukaan ini. Keunggulan dan fungsi pengawet kayu akasia ini disesuaikan khusus untuk menghadapi jamur stain, seperti blue stain. Salah satunya ialah efektif dan stabil untuk jangka waktu cukup lama, dalam shu di atas 30 derajat lebih tidak akan tumbuh.
Jika Anda Tertarik
Mencoba dan membuktikan ialah langkah yang tepat untuk menguji BioCide Wood Fungicide pada kayu akasia Anda. Tingkatkan potensi kayu akasia lebih jauh lagi dengan bahan pengawet kayu akasia yang paling modern ini. Produk ini dapat dipesan melalui wa & sms di 0821-6760-0693 atau 0821-6760-0692. Atau melalui MarketPlace BukaLapak : www.bukalapak.com/biodiana dan TokoPedia : www.tokopedia.com/dianarika25.. Have a nice day!