Rotan menjadi salah satu bahan baku untuk furniture dan kerajinan yang banyak dihasilkan di negara kita. Tanaman rotan ini merupakan spesies asli dari Asia yang banyak tumbuh di Indonesia, Filipina dan Malaysia. Walaupun pohon rotan ini tumbuh berkerabat dengan pohon palem, namun pertumbuhan rotan ini hidup dengan cara merambat pada pohon yang ada didekatnya.
Memiliki tinggi yang cukup panjang dengan diameter 2-5 cm, beruas, tidak berongga, dan memiliki banyak duri sebagai bentuk pertahannya merupakan ciri-ciri dari pohon rotan. Jika batang ini ditebang, maka rotan akan mengeluarkan air dan biasanya digunakan untuk bertahan hidup di alam bebas. Rotan juga menjadi makanan yang biasa diserang oleh Badak Jawa. Pertumbuhan rotan ini termasuk cepat dan dengan mudah untuk dipanen sehingga orang-orang lebih suka memanen rotan dari pada kayu.
Rotan biasa digunakan untuk pembuatan berbagai furniture seperti meja kursi hingga kerajinan. Rotan juga sering kita lihat dijadikan bahan untuk pembuatan tempat tidur bayi atau box bayi, kursi ayun, dan juga pemukul kasur yang sering digunakan pada jaman dahulu. Namun akhir-akhir ini rotan tidak terlalu banyak digunakan karena konsumen lebih memilih kayu sebagai bahan furniture mereka. Padahal tidak kalah dengan kayu, rotan memiliki kekuatan yang cukup bisa diperhitungkan.
Rotan memiliki bagian-bagian yang dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:
- Fitrit
Fitrit atau pietrit merupakan bagian inti yang biasanya berasal dari dari rotan. Rotan fitrit memiliki ukuran yang kecil seperti kubu dan jawit. Namun sifatnya lentur, memiliki lapisan spons dan seratnya sedikit kasar.
- Batang
Bagian batang biasanya digunakan sebagai bahan konstruksi atau bahan baku mebel. Diameter batang yang cukup besar membuat batang ini kuat jika dijadikan mebel. Memiliki kelenturan lebih rendah dibanding dengan fitrit dan jika ingin dibengkokkan perlu dipanaskan dahulu.
- Core
Core adalah bagian rotan yang berasal dari rotan yang kecil seperti fitrit. Sifatnya lentur, mudah dibentuk, dapat menyerap warna, ringan dan biasanya digunakan sebagai dekorasi untuk mebel.
- Lasio
Lasio merupakan bagian kulit dari rotan yang diirat dengan tipis dan memiliki ukuran yang lebar. Biasanya setelah proses pengiratan para pengrajin mengasapi lasio menggunakan belerang agar supaya lasio berwarna kuning keemasan.
- Sanned Pheel
Sanned Pheel merupakan bagian inti dari rotan yang diiris tipis seperti lasio. Memiliki sifat yang mudah menyerap warna dan hampir serupa dengan fitrit.
Teknik Mudah Bleaching Rotan Fitrit Menggunakan WA-250
Rotan fitrit merupakan bahan baku utama dalam pembuatan keranjang rotan. Dalam tahap pengerjaannya, memilih rotan yang baik adalah awal dari pembuatan keranjang yang berkualitas. Rotan yang baik adalah rotan yang tidak berwarna hitam atau gelap karena akan mengurangi nila estetika pada rotan tersebut.
Karena rotan biasanya memiliki warna yang tidak sempurna atau doreng, maka sebaiknya sebelum difinishing rotan fitrit disamakan warnanya untuk mempermudah proses finishing rotan. Kerajinan dari rotan lebih dominan menggunakan wanra cat yang transparan untuk memperlihatkan kesan alami dari rotan tersebut.
Untuk memutihkan rotan fitrit sebaiknya Anda jangan asal menggunakan pemutih. Karena pemutih rotan bisa jadi berbahaya dan merusak struktur dari rotan fitrit Anda sendiri. Memilih pemutih untuk rotan sebaiknya gunakan pemtuih yang aman dan ramah lingkungan yang menggunakan air sebagai bahan pelarutnya seperti white Agent 250 ini. WA 250 ini merupakan bahan pemutih untuk kayu dan serat alam lainnya yang aman dan ramah lingkungan karena menggunaan air sebagai bahan pelarutnya. Menggunakan bahan campuran air ini selain aman dan ramah lingkungan, biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan rotan yang cerah juga cukup terjangkau dibanding menggunakan bahan pelarut solvent.
WA 250 ini merupakan bahan pemutih yang diformulasikan untuk bleaching dan berbahan aktif sodium hypochlorite NaClO. Fungsinya adalah untuk mencerahkan warna kayu hingga terlihat natural alami dan tidak terlihat seperti menggunakan pemutih. WA 250 mudah diencerkan dengan air bersih yang memiliki PH 7 untuk menurunkan konsentrasi pada larutan. Semakin rendah konsentrasi pada larutan, maka semakin rendah juga efektifias kerja bahan WA 250 untuk bleaching kayu. Ini juga berlaku untuk tingkat kecerahan warna kayu yang dihasilkan dari apliksi tersebut.
Cara aplikasi WA 250 ini juga cukup mudah yaitu dengan cara direndam, dikuas atau disemprot. Tetapi pada saat aplikasi sebaiknya Anda memperhatikan keamanan dengan menggunakan masker, sarung tangan dan celemek. Agar tidak menimbulkan iritasi atau terjadi hal-hal yang berbahaya.
Keunggulan Menggunakan Pemutih WA 250
- Tidak menyebabkan iritasi pada kulit yang normal
- Relatif tidak menyebabkan karat atau korosi pada logam
- Efektif memutihkan atau mencerahkan warna rotan
- Hasil warna kayu lebih cerah dan tampak lebih natural
- Tidak perlu dijemur di bawah sinar matahari
- Mudah digunakan pada semua jenis kayu atau bahan serat alam
Penggunaan WA 250 ini bisa dengan metode kuas. Walaupun WA 250 ini relatif aman dan ramah lingkungan, namun jika digunakan pada kayu dan serat alam lainnya, metode rendam bisa merusak struktur rotan dan akan membuatnya rapuh jika perendaman lebih lama dari waktu yang diharuskan. Maka dari itu menggunakan WA 250 ini cukup dikuas. Pada permukaan rotan dan diangin-anginkan. Jika warna rotan masih belum cerah, Anda bisa mengulangi proses ini sampai warna cerah yang diinginkan sesuai.
Pada proses pemutihan ini, rotan akan mengalami proses aging time. Proses aging time ini larutan WA-250 bereaksi mengangkat warna permukaan kayu selama ± 2jam. Selama proses aging time ini, warna kayu akan terlihat lebih tua dan lebih gelap. Aplikasikan kembali WA-250 lagi jika ingin hasil warna yang lebih terang.
WA 250 ini bisa Anda campur menggunakan air dan jangan menggunakan bahan pelarut lain seperti solvent. Karena akan bisa mengurangi hasil dari bleaching tersebut. Proses bleaching akan menunjukkan hasil putih terang maksimal setalah proses reaksi selama 4-6 jam setelah aplikasi. Dan setelah warna rotan sesuai dengan yang diinginkan, rotan bisa dijemur atau diangin-anginkan sampai mendapatkan rotan yang kering.
Namun proses penjemuran tidak disarankan ketika proses aging time berlangsung. Hasil dari WA 250 ini terlihat alami dan tidak seperti buatan. Setelah semua proses selesai Anda bisa memulai proses finishing untuk rotan fitrit Anda. rotan fitrit yang dibleaching menggunakan WA 250 ini akan mudah difinishing ketika warnanya sudah seragam.